Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Pemerintah daerah melalui Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UMKM (PERKOUKM) mencatat lonjakan signifikan pada jumlah UMKM di bidang agrobisnis dalam beberapa tahun terakhir.
Data Open Data Kabupaten Lima Puluh Kota menunjukkan bahwa pada periode 2021–2023, sektor agrobisnis mencatat pertumbuhan unit usaha mikro.
Menurut dataset resmi, di tahun 2021 terdapat 10 usaha mikro agrobisnis yang terdaftar dan mendapat pendampingan dari Dinas PERKOUKM.
Data tersebut diperbarui hingga Agustus 2025 oleh Dinas PERKOUKM sebagai bagian dari upaya pemantauan dan pemberdayaan sektor pertanian lokal.
Peningkatan ini mencerminkan keberhasilan strategi pembinaan usaha di tingkat nagari dan kecamatan melalui PLUT-KUMKM (Pusat Layanan Usaha Terpadu).
PLUT menyediakan layanan non-finansial berupa pendampingan kelembagaan, legalitas, kewirausahaan, dan penguatan klaster UMKM.
Kepala Dinas PERKOUKM Lima Puluh Kota menegaskan bahwa meskipun jumlah UMKM agrobisnis masih tergolong kecil dibanding bidang lain, seperti kuliner dan teknologi internet, potensi pertumbuhan sangat besar. Berdasarkan data, sektor kuliner di kabupaten ini memiliki 336 UMKM terdaftar.
Faktor pendorong pertumbuhan agrobisnis antara lain:
Motivasi generasi muda – Dinas PERKOUKM aktif mendorong pemuda nagari untuk memulai wirausaha pertanian melalui pelatihan kewirausahaan.
Pelayanan terintegrasi – PLUT-KUMKM menjadi titik pusat pendampingan UMKM, dari legalitas hingga pengembangan kapasitas.
Dukungan data dan transparansi – Adanya dataset terbuka untuk jumlah UMKM agrobisnis menunjukkan komitmen transparansi Dinas terhadap perkembangan sektor ini.
Meski begitu, tantangan tetap ada. Karena jumlah agrobisnis masih terbatas (hanya 10 mikro di 2021), pemerintah menekankan perlunya strategi akselerasi: memperluas jangkauan pelatihan, meningkatkan akses pasar, serta memfasilitasi kolaborasi dengan koperasi dan institusi keuangan mikro.
Dengan target jangka menengah untuk meningkatkan jumlah pelaku agrobisnis lokal, Dinas PERKOUKM berencana memperkuat sinergi dengan sektor pendidikan dan swasta.
Mereka berharap, melalui pendekatan holistik, UMKM agrobisnis dapat menjadi mesin ekonomi lokal yang tangguh, meningkatkan nilai tambah hasil pertanian nagari, dan menciptakan lapangan kerja berkelanjutan di Lima Puluh Kota.





